Search this blog

Selamat datang di "MAPAGI" (foody yummy healthy)

Tuesday 22 January 2013

21 Balita Meninggal akibat Gizi Buruk di NTB

Kalau punya balita, jangan lupa ditimbang di posyandu ya. Dan juga jangan lupa untuk memeriksa kesehatannya di instansi kesehatan terdekat yah, agar kesehatan balita dapat terjamin.

Ditulis pada tanggal 18 Oktober 2012 oleh
Kasus kematian akibat gizi buruk di Indonesia bukan karena faktor kelaparan, melainkan penyakit penyerta, seperti infeksi saluran penapasan, kelainan jantung, dan diare berat.
KASUS gizi buruk di Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan masalah serius karena sampai menyebabkan kematian 21 balita. Untuk itu, petugas kesehatan di NTB diminta memberikan penanganan yang tepat pada balita gizi buruk, terutama meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti, dan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama, secara terpisah, kemarin, di Jakarta.
Para pengambil kebijakan di lingkungan Kemenkes itu mengaku terkejut begitu menerima laporan tingginya angka kematian balita akibat gizi buruk di NTB.
“Kasus gizi kurang dan buruk di NTB memang cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan wilayah lain di negeri kita. Namun, kalau sudah sampai menyebabkan kematian, itu masalah serius,” ujar Nafsiah.
Kendati demikian, Kemenkes membantah kasus gizi buruk di NTB diakibatkan kelaparan. “Gizi buruk itu ada dua, karena kelaparan atau penyakit. Di Indonesia tidak ada lagi kasus gizi buruk karena faktor kelaparan,” ujar Direktur Bina Gizi Kesehatan Masyarakat Kemenkes Minarto.
Menurutnya, berdasarkan data Kemenkes, penyebab meninggalnya 21 balita tersebut ialah penyakit penyerta, seperti infeksi saluran penapasan, kelainan jantung, dan diare berat.
Tjandra menambahkan tingginya tingkat kematian di kalangan penderita gizi buruk akibat daya tahan tubuh mereka yang sangat lemah. Imbasnya, mereka tidak memiliki sistem pertahanan yang baik ketika kuman masuk.
Kepala Dinas Kesehatan NTB Moh Ismail mengatakan kasus gizi buruk di NTB disebabkan sebaran jumlah penduduk yang cukup luas sehingga berpengaruh terhadap akses pelayanan kesehatan.
Bukan faktor ekonomi
Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis RSUP NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan, saat ini empat pasien gizi buruk masih dirawat. Keempat pasien itu dirawat sejak 6 Oktober lalu.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi melihat kasus gizi buruk yang muncul belakangan ini tidak semata-mata diakibatkan ketidakmampuan ekonomi keluarga, tetapi lebih pada faktor kelalaian orangtua.
“Contohnya, ada penderita gizi buruk yang ibunya justru memiliki gelang emas dan bapaknya merokok dengan santai. Orangtua, kalau makan, lebih mementingkan diri sendiri daripada anaknya,” kata Zainul Majdi seusai memimpin rapat Tim Fasilitasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi NTB dalam mewujudkan keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum.
Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti, seusai menerima laporan kematian akibat gizi buruk itu, langsung menginstruksikan Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes untuk mengecek ke lokasi. (YR/X-8)

sumber

No comments:

Post a Comment